Friday

Ini 10 Aturan Penting Menyantap Sushi yang Patut Anda Terapkan

One web id — Sushi merupakan makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak. Apakah Anda salah seorang penggemar sushi? Hidangan Jepang ini populer di kalangan pencinta makanan Tanah Air. Usut punya usut, ternyata ada aturan menyantap sushi dengan benar. Setiap etiket makan sushi yang Anda lakukan memiliki arti khusus. Masih ingin bersantap sushi di restoran tradisional Jepang atau menemani kolega asal Jepang untuk makan sushi?
Ini 10 Aturan Penting Menyantap Sushi yang Patut Anda Terapkan

Agar tidak dianggap kurang sopan, pelajari etiket-etiket bersantap sushi karena ada makna pada setiap aturannya. Berikut 10 aturan penting yang harus Anda terapkan saat menyantap sushi, seperti diulas Okefood:

1. Berlutut saat makan
Berlutut saat makan disebut dengan gaya ‘seiza’. Gaya seiza, yakni Anda duduk dalam posisi semi berlutut dengan bokong bertumpu pada tendon Achilles. Gaya ini berasal dari era samurai untuk menghormati orang lain duduk yang makan bersama Anda. Karena gaya duduk seperti ini cepat membuat kaki terasa mati, banyak orang Jepang kini mengabaikan etiket ini. Cobalah gaya ini tanpa menjatuhkan satu sushi. Jika Anda duduk dengan gaya seiza di restoran yang banyak orang Jepang, mereka akan sangat terkesan melihat Anda. Lakukan cara duduk seperti ini hanya di restoran yang menawarkan tempat duduk tradisional Jepang.

2. Katakanlah ‘Itadaki masu !’
Kalimat ‘Itadaki masu,’ saat memulai makan bermakna serupa dengan ‘tampak hebat!’ atau ‘Oke, sekarang saya mulai makan.’ Kalimat ini diucapkan sebelum gigitan pertama untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas makanan yang disajikan untuk Anda.

3. Jangan menuang minuman Anda sendiri
Salah satu yang menarik datang ke restoran sushi adalah botol raksasa dari Kirin, Asahi, atau Sapporo untuk disandingkan menemani hidangan Anda. Jepang dikenal mampu membuat sake dengan proses penyeduhan kering sehingga semua pilihannya terasa lezat dan menyegarkan. Maksud aturan tidak menuangkan minuman untuk gelas Anda pribadi, yakni agar Anda bisa saling berbagi. Pertama yang harus dituangkan minuman adalah gelas orang lain, kemudian letakkan botol sake di atas meja secara perlahan, maka orang lain juga akan menuangkan sake untuk Anda.

4. Memesan dengan gaya omakase
Tidak peduli seberapa banyak pengetahuan Anda tentang sushi, sushi chef jelas lebih tahu.  Sushi chef tahu mana yang segar dan jadi andalan. Omakase adalah gaya memesan sushi dimana Anda menyerahkan sepenuhnya jenis sushi yang akan disantap kepada chef.  Dengan gaya ini, kesegaran ikan tidak hanya terjamin, tapi juga membuat sushi chef merasa bangga jika Anda mempercayai mereka untuk memberikan menu terbaik restorannya.

5. Memisahkan waribashi (sumpit sekali pakai)
Sebuah restoran sushi berkelas tidak akan pernah menyediakan sumpit sekali pakai. Jika Anda menemukan tempat yang menggunakannya, bukan berarti mereka tidak memperhatikan kesopanan. Tradisi memisahkan sumpit sekali pakai (waribashi) perlu Anda perlajari karena sumpit jenis ini semakin sering disediakan di restoran Jepang.

6. Jangan menuangkan soy sauce di atas sushi
Jangan penah menuangkan soy sauce di atas sushi sekalipun Anda tergoda. Orang Jepang punya alasan untuk membanggakan nasi khasnya. Mereka mengganggap bahwa nasinya memiliki tekstur dan rasa yang halus dari biji-bijian. Jadi, jika Anda menuangkan soy sauce ke atas nasi, itu berarti menghancurkan sesuatu yang indah.

7. Jangan membenamkan sumpit ke dalam nasi sushi
Di Jepang, mengunjungi makam leluhur merupakan bagian penting dari kehidupannya. Mereka melawat ke makam keluarganya lalu meninggalkan bunga dan semangkuk nasi. Keberadaan sumpit dianggap dapat membuat para arwah ini ‘keluar’. Jika Anda melakukannya di sebuah restoran sushi, maka itu pertanda buruk.

8. Jangan memindahkan makanan dari sumpit ke sumpit
Jangan pernah memindahkan makanan dari sumpit ke sumpit. Mereka mengkremasi jenazah keluarganya yang meninggal. Berbeda dengan kepercayaan populer, kremasi tidak selalu melalui proses yang teratur dan rapi. Pada kepercayaan tradisional, setelah pembakaran, maka keluarga inti akan menyaring abu dan memisahkan tulang hangus dari material lain. Proses ini menggunakan sumpit, untuk berpindah ke sumpit lainnya. Oleh karena itu, jika seseorang mencoba memindahkan sepotong sushi dengan sumpit mereka ke sumpit Anda, maka pindahkan sushi terlebih dahulu di piring untuk menghindari kenangan menyakitkan dan perasaan canggung.

9. Jangan menyisakan nasi Anda
Sangat mudah untuk lupa bahwa 65 tahun yang lalu, Jepang adalah negara yang dilanda perang . Makanan, pada masa itu, sangat langka sehingga banyak orang yang terpaksa menyantap belalang atau apapun yang mereka temukan. Sejak masa di mana orang bisa saling membunuh untuk mendapatkan semangkuk nasi, penduduk Jepang sangat menghargai sebutir nasi. Mereka yang menyisakan nasi, bahkan hanya sebutir di dalam mangkuk, maka akan dianggap sangat borjuis dan menghina kaum miskin. Meskipun saat ini di Jepang sudah jarang ditemui orang yang hidup pada masa dan lokasi perang tersebut, mereka tetap enggan untuk hidup boros. Selain itu, menghabiskan butiran nasi terakhir juga merupakan cara untuk menghormati koki.

10. Akhiri dengan ucapan ‘Gochi so sama deshita’
Kalimat ‘gochi soma deshita’ memiliki makna yang sama dengan ‘Wow, nikmatnya!.’ Meskipun Anda tidak berniat memberikan pujian semacam itu, kecuali jika rasanya memang layak, kalimat tersebut menjadi standar ucapan yang dikatakan setiap selesai makan di Jepang . Katakan kalimat tersebut kepada sushi chef Anda, maka bisa jadi dia akan menunduk di hadapan Anda. 

No comments:

Post a Comment