Sunday

7 Fenomena Alam yang Amat Menakjubkan Mirip Warna Pelangi

7 Fenomena Alam yang Amat Menakjubkan Mirip Warna Pelangi
One web id — Fenomena alam memang tak akan ada habisnya untuk dibahas.  Gunung tersebut sempat mengundang decak kagum para pengguna internet karena pola warna bukit dan lebahnya yang seperti garis pelangi. Usut boleh usut rupanya fenomena alam semacam itu tidak hanya ada satu, ataupun dua semata. Pasalnya, di segenap penjuru dunia lain ada pula fenomena serupa yang keindahannya tak kalah menakjubkan. Semuanya terbentuk secara alami karena kondisi alam. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah cuaca, mikroba, plankton, mineral, atau, kadar garam yang sangat tinggi. Sebut saja diantaranya adalah Mata Air Panas Grand Prismatic di Amerika Serikat, Danau Kelimutu di Indonesia, Danau Wuhua di China, Fenomena Pelangi Api di Idaho, Tanah Tujuh Warna Chamarel di Mauritius, dan lain sebagainya. Semuanya memiliki warna-warni yang cantik seperti pelangi. Tanpa harus menunggu lebih lama, mari kita simak tujuh fenomena alam menakjubkan dengan warna pelangi yang berhasil kami kumpulkan dari berbagai sumber di internet.

1. Mata Air Panas Grand Prismatic di Amerika Serikat
Grand Prismatic Spring and Midway Geyser Basin from above
Sepintas gambar di atas tampak seperti motif bulu burung merak yang berukuran raksasa. Mata Air Panas Grand Prismatic ini merupakan mata air panas terbesar di Amerika Serikat, terbesar ketiga di dunia. Mata air panas dengan warna menyerupai spektrum pelangi ini terletak di Yellowstone National Park, Wyoming, Amerika Serikat. Nuansa warna mata air ini merupakan akibat dari pigmen warna yang keluar dari tubuh sejumlah mikroba yang hidup di sana. Bakteri menghasilkan warna mulai dari hijau ke merah; jumlah warna di sana tergantung pada rasio klorofil untuk karotenoid dan pada suhu air yang nikmat satu bakteri di atas yang lain. Di musim panas, warnanya cenderung oranye dan merah, sedangkan di musim dingin biasanya akan berwarna hijau gelap. Namun di bagian tengahnya sendiri selalu berwarna biru karena suhu airnya yang sangat panas selain itu pusat kolam selalu steril karena panas yang ekstrim. Warna biru air di tengah kolam hasil dari biru intrinsik warna air, itu sendiri hasil dari penyerapan selektif air dari panjang gelombang cahaya tampak merah. Meskipun efek ini bertanggung jawab untuk membuat semua badan besar biru air, itu sangat intens di Grand Prismatic Spring karena kemurnian tinggi dan kedalaman air di tengah-tengah musim semi.

2. Danau Kelimutu di Indonesia
Kelimutu 2007-07-21
By Rosino ([1]), via Wikimedia Commons
Gunung Kelimutu merupakan gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Meski begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu atau dengan kata lain warnanya akan berubah setiap beberapa tahun sekali. Perubahannya disebabkan karena reaksi kimia yang dihasilkan dari mineral yang terkandung dalam danau yang terpicu oleh aktivitas gas gunung berapi. Usut punya usut, rupanya Kelimutu merupakan gabungan kata dari "keli" yang berarti gunung dan kata "mutu" yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang begitu dahsyat. Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna-warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Diperkirakan luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Adapun ketinggian dinding danau berkisar antara 50 hingga 150 meter. Danau Kelimutu merupakan salah satu kebanggaan Indonesia. 

3. Danau Wuhua, Lembah Jiuzhaigou di China
1 jiuzhaigou valley wu hua hai 2011b
By chensiyuan (chensiyuan), via Wikimedia Commons
Jiuzhaigou merupakan taman nasional suaka alam di Sichuan, Cina. Tepatnya di Nanping, sekitar 450 kilometer arah utara dari Kota Chengdu. Sebetulnya nama Jiuzhaigou diambil dari keberadaan sembilan desa Suku Tibet yang dalam bahasa itu disebut sebagai Zitsa Degu. Dalam Bahasa Inggris tercatat dengan nama Jiuzhaigou Valley Scenic and Historic Interest Area di Situs Warisan UNESCO. Memiliki luas 72.000 hektar di utara Provinsi Sichuan, dan memiliki ketinggian 4.800 meter. Jiuzhaigou memiliki ragam ekosistem hutan sekaligus sebagai tempat tinggal sekitar 140 spesies burung, tanaman langka dan binatang langka seperti Panda. Untuk suku Tibet, Jiuzhaigou dianggap sebagai tempat suci dan sumber air sehari-hari. Usut punya usut, ternyata Jiuzhaigou memiliki legenda bahwa disana terdapat seorang dewa gunung bernama Dago yang menyukai Dewi Semo. Dago memberikan kaca yang terbuat dari angin dan awan kepada Semo. Namun semuanya berantakan waktu roh jahat muncul. Semo memecah kaca itu menjadi 108 bagian yang jatuh ke bumi dan menjadi 108 danau yang berwarna-warni. Kemudian danau ini disebut Haizi oleh warga setempat. Lembah ini dikenal karena air terjun yang bertingkat-tingkat, puncak gunung yang tertutup salju, dan danaunya yang berwarna-warni. Danau Wuhua yang berarti danau lima bunga merupakan salah satu bagian dari Lembah Jiuzhaigou yang menjadi favorit para wisatawan. Danau ini mendapat nama demikian karena memang terdiri dari lima warna, yaitu biru laut, biru tua, hijau gelap, kuning, dan merah. Sebetulnya warna-warna tersebut terjadi akibat adanya kandungan Kalsium karbonat dan hidrofita dalam air danau.

4. Fenomena Pelangi Api di Idaho
Fenomena Pelangi Api di Idaho
By Claidheamdanns at en.wikipedia [Public domain], from Wikimedia Commons
Di Indonesia, fenomena ini sempat terjadi di daerah Makasar. Namun bagaimana fenomena itu bisa terjadi? Fenomena yang biasa disebut ‘Busur Circumhorizon’. Awan warna-warni, dikenal juga dengan nama pelangi api atau awan pelangi, terbentuk ketika cahaya matahari diuraikan oleh tetesan air yang ada di atmosfer. Fenomena awan pelangi sering kali terjadi bersamaan dengan badai, tetapi kadang juga terjadi pada suatu siang yang panas dan lembab. Fenomena pelangi api yang terjadi di Idaho ini terbentuk ketika awan kumulus membawa udara panas ke atas dan mendorong lapisan udara semakin tinggi ke atas. Pada saat udara terdorong, maka ia akan mengembang dan mendingin. Kadang-kadang uap yang ada di udara secara tiba-tiba mengembun menjadi tetesan kecil untuk membentuk 'awan topi' atau sering disebut pileus. Awan inilah yang akan menguraikan cahaya matahari menjadi beragam warna yang memesona. Meskipun proses terbentuknya awan pelangi terdengar mudah, nyatanya hingga detik-detik ini fenomena tersebut jarang terlihat dan sangat sedikit yang berhasil diabadikan.

5. Tanah Tujuh Warna Chamarel di Mauritius
Seven coloured earths mauritius
By Moongateclimber (Own work), via Wikimedia Commons
Seven Coloured Earths atau Terres des Sept Couleurs in French ataupun yang lebih lazim kita sebut sebagai Tanah Tujuh Warna adalah suatu formasi geologis sekaligus objek wisata yang bisa ditemui di Chamarel, Distrik Rivire Noire, sebelah barat daya Mauritius. Wilayah ini tersusun dari bukit pasir yang tidak terlalu luas. Namun yang menjadikan bukit tersebut istimewa adalah pasir disini terdiri dari tujuh warna. Bila dilihat secara keseluruhan, bukit ini akan tampak seperti lukisan bergaya surealisme dengan lapisan warna merah, cokelat, violet, hijau, biru, ungu, dan bahkan warna kuning juga ada. Berdasarkan pantauan kami di Wikipedia, asal-usul warna pelangi tersebut terbentuk dari kandungan mineral dan aluminium di dalam pasir. Uniknya, jika Anda mengambil segenggam pasir di bukit ini dan kemudian mencampurnya, maka pasir-pasir tersebut akan memisahkan diri sesuai dengan warnanya, seolah-olah membentuk spektrum warna pelangi. Namun yang lebih aneh lagi, ternyata pasir-pasir yang ada di bukit ini tidak pernah mengalami erosi meskipun dihantam hujan dan angin selama bertahun-tahun.

6. Zhangye Danxia di China
Zhangye Danxia di China
Gunung berwarna pelangi seluas 300 kilometer persegi ini merupakan bagian dari Zhangye Danxia Landform Geological Park yang terletak di provinsi Gansu, China. Bukit dan lembahnya terdiri dari lapisan warna merah, biru, hijau zamrud, coklat, dan kuning. Sebetulnya, warna-warni menakjubkan perbukitan tersebut berasal dari batuan pasir merah dan mineral yang terbentuk sejak Periode Kapur, tepatnya 24 juta tahun lalu. Kemudian formasi batuan tersebut mengalami pergeseran lempeng tektonik yang juga membentuk pegunungan Himalaya. Hujan dan angin yang menerpa daerah itu selama jutaan tahun juga ikut andil dalam membentuk ceruk, lembah, dan pola warna Zhangye Danxia. Konon gunung ini akan menampilkan pola warna yang berbeda-beda, tergantung kondisi cuaca. Rupanya, selain memiliki gunung yang berwarna-warni, di Zhangye Danxia juga terdapat gua-gua yang tersembunyi di balik perbukitan. Oleh karena keunikan kondisi alamnya tersebut, tak heran jika World Heritage Committee UNESCO memasukkan gunung ini dalam daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 2010 lalu. Ketika gunung ini pertama kali diketahui khalayak ramai melalui foto yang beredar di media massa dan dunia maya, banyak orang yang beranggapan jika warna-warni yang menyerupai pola pelangi ini merupakan hasil rekayasa photoshop belaka.

7. Sungai Cano Cristales di Kolombia
Fotógrafo en el Río Caño Cristales Colombia
By Astromario (Own work), via Wikimedia Commons
Caño Cristales merupakan sungai Kolombia yang terletak di Serranía de la Macarena, provinsi Meta. Biasanya sungai ini disebut "Sungai Lima Warna", "Pelangi Cair" atau bahkan "Sungai Maha Indah di Dunia" hal ini dikarenakan nuansa lima warna air sungainya yang begitu menakjubkan. Setelah disiasati, sebetulnya tingkat perubahan warna di sungai tersebut terjadi karena ganggang yang hidup di dalamnya menghasilkan warna kuning, hijau dan biru yang cantik. Sementara untuk warna merahnya dihasilkan oleh Macarenia clavigera, sejenis ganggang sungai yang hidup di dasar sungai. Untuk mencapai Cano Cristales, maka perlu untuk melakukan perjalanan ke kota dari La Macarena, Meta, di Meta Department. Ada dua cara untuk sampai ke sana, dari Villavicencio, di DC-3 pesawat kargo yang keluar setiap hari, atau dari Bogota, dengan penerbangan langsung yang berangkat setiap hari Jumat dan kembali pada hari Minggu. Saat ini, tidak ada situs kamp tersedia dekat Cano Cristales. Waktu yang paling ideal untuk mengunjungi Cano Cristales adalah dari akhir Juli sampai awal Desember.

No comments:

Post a Comment