One web id — Sebuah kota yang terbuat dari emas dengan rajanya yang juga bersalutkan serbuk emas, legenda El Dorado telah menjadi salah satu legenda yang paling menarik untuk ungkap kebenarannya. Di dunia ini banyak orang mengatakan kalau legenda ini hanyalah sebuah imajinasi, tapi sebetulnya sebagian rahasia El Dorado bisa dibilang telah terungkap dan danau Guatavita adalah salah satunya. Begini kisah selengkapnya tentang El Dorado.
Tatkala Christopher Colombus menemukan benua Amerika, kisah mengenai dunia baru yang kaya akan emas sampai ke Eropa. Tidak lama berselang, para penakluk Spanyol mulai masuk ke peradaban Amerika Tengah dan Selatan termasuk Aztec dan Inca. Francisco Pizzaro (1475–1541), yang berhasil menaklukkan peradaban Inca yang kaya raya pada tahun 1530an percaya kalau di tempat lain di benua itu masih tersimpan kekayaan tersembunyi yang bernilai besar. Ternyata tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan konfirmasi mengenai hal ini. Tidak lama setelah penaklukkan itu, seorang pembawa pesan dari suku tidak dikenal muncul di Peru, tempat kerajaan Inca, dengan sebuah pesan untuk Raja Inca. pembawa pesan ini tidak tahu kalau kerajaan Inca telah ditaklukkan oleh Pizarro.
Setelah diinterogasi oleh para prajurit Spanyol, pembawa pesan itu berkata kalau ia adalah anggota salah satu suku di wilayah Bogota. Uniknya, pembawa pesan ini juga menceritakan mengenai sebuah kerajaan lain di wilayah yang sama dimana Rajanya berselimutkan debu emas dan berenang di danau emas. Legenda yang mereka dengar inilah yang kemudian disebut dengan El Dorado yang berarti "Manusia bersepuh Emas". Tertarik untuk mendapatkan emas yang lebih banyak, para penakluk dari Spanyol ini kemudian mengirimkan paling tidak lima ekspedisi besar untuk mencari El Dorado. Salah satu ekspedisi yang dikirim adalah ekspedisi yang dipimpin oleh Gonzalo Jimenez de Quesada yang berangkat pada tahun 1536 silam.
Gonzalo Jimenez de Quesada beserta 500 prajuritnya, masuk ke belantara lebat yang sekarang termasuk wilayah Columbia. Setelah menjelajah cukup lama dan menjumpai berbagai rintangan, Quesada dan timnya menemukan suku Chibca yang kaya raya. akan tetapi, mereka tidak menjumpai raja emas dan danau emas yang dicari. Namun, suku tersebut menceritakan kepada Quesada mengenai sebuah danau misterius di kawah gunung di dataran tinggi Andes di Bogota yang bernama Guatavita. Menurut mereka, setiap tahun, di danau itu, sebuah upacara misterius dilakukan oleh suku setempat yang bernama Muisca sebagai persembahan terhadap dewa mereka.
Kala itu sang raja, yang juga disebut Zipa, akan dibaluri dengan lumpur yang kemudian dilapisi lagi dengan debu emas. Kemudian ia bersama para tetua suku yang lain akan mengayuh rakit yang berisi emas perak dan perhiasan lainnya hingga ke tengah danau. Setibanya di tengah, mereka akan membuang emas perak itu ke dalam danau. Kemudian sang raja akan terjun ke danau untuk membersihkan tubuhnya dari debu emas dan lumpur yang menyelimuti tubuhnya. Setelah mendengar kisah luar biasa ini, akhirnya Quesada memutuskan untuk mencari El Dorado. Ia tidak bisa menemukan suku Muisca atau kota emas yang dimaksud, tapi ia berhasil menemukan danau Guatavita.
Pada saat penemuan ini diumumkan ke Spanyol, sebuah usaha dilakukan untuk mengeruk danau ini pada tahun 1545 silam. Usaha ini dipimpin oleh Hernan Perez de Quesada, saudara laki-laki dari Jimenez de Quesada. Quesada menggunakan para pekerja untuk mengeringkan danau dengan ember-ember raksasa. Setelah tiga bulan berlalu, level permukaan air danau turun sekitar 3 meter dan Quesada berhasil mendapatkan 18 kilogram emas dari dalamnya. Pada tahun 1580an, seorang pedagang dari Bogota bernama Antonio de Sepulvada mengerahkan 8.000 penduduk setempat dalam usahanya untuk mengeringkan danau itu dengan cara membuat pintu-pintu air di sisi danau. Ia berhasil menurunkan permukaan danau hingga 20 meter.
Ternyata dengan cara ini ia berhasil menemukan emas dalam jumlah yang cukup besar. tapi kemudian sisi danau runtuh dan menewaskan banyak pekerja. Proyek ini kemudian dibatalkan. Hari ini, kita masih bisa melihat sisi danau yang terpotong, sisa-sisa usaha yang dilakukan oleh Sepulvada. Kemudian di tahun-tahun berikutnya, ambisi bangsa Eropa untuk menemukan El Dorado muncul kembali ketika seorang pria misterius bernama Juan Martinez menceritakan mengenai sebuah kota emas bernama Manoa. Kota ini bisa saja berhubungan dengan legenda El Dorado, namun bisa juga tidak. Satu hal yang pasti, bangsa Eropa semakin percaya kalau Benua Amerika menyimpan kekayaan dalam jumlah yang besar.
Lalu Martinez bercerita jika ia adalah seorang pengawas amunisi di sebuah kapal Spanyol yang menjelajahi sungai Caroni yang terhubung dengan Sungai Orinoco. Kapal mereka menjelajahi sungai hingga jauh ke dalam hutan belantara. Namun, gudang mesiu yang diawasinya meledak sehingga penjelajahan ini pun dibatalkan. Sebagai hukuman bagi Martinez, ia ditinggalkan di sungai tersebut dengan sebuah sampan. Kemudian, Martinez mengaku berjumpa dengan sekelompok anggota suku indian yang bersahabat. Mereka menutup mata Martinez dengan kain dan membawanya ke kerajaan mereka yang disebut Manoa. Martinez mengatakan kalau Istana raja Manoa yang dikunjunginya itu terbuat dari emas.
Akhirnya pada tahun 1586, kisah ini sampai ke telinga Sir Walter Raleigh, seorang penjelajah ternama yang pernah mendirikan koloni pulau Roanoke yang legendaris. Pada tahun 1595, Raleigh bersama rekan-rekannya berlayar menjelajahi sungai Orinoco di Amerika Selatan demi untuk menemukan Manoa. Akan tetapi, ekspedisi itu tidak menghasilkan apa-apa. Menariknya, mereka menemukan Jangkar Kapal Spanyol Martinez yang tersisa ketika terjadi ledakan di kapal. Jadi, paling tidak ada bagian dari kisah Martinez yang dapat dipercaya. Meski tidak menemukan kerajaan emas Manoa, namun Raleigh membawa banyak sampel flora dan fauna yang eksotik serta sebuah batu indah yang menandakan adanya kekayaan alam luar biasa di tempat itu. Raleigh bahkan menulis sebuah buku mengenai penjelajahannya ini.
Sebetulnya Raleigh sendiri percaya kalau kota Manoa ini terletak di wilayah danau Parime di belakang pegunungan wilayah Guyana. Ia bahkan menyediakan sebuah peta yang sangat akurat mengenai letak wialayah ini. Pada tahun 1618, Raleigh kembali melakukan eskpedisi kedua untuk menemuan kota ini dengan biaya dari kerajaan Inggris. Namun ekspedisi ini juga gagal membawa hasil. Kisah El Dorado tidak berhenti pada abad pertengahan saja. Namun para penjelajah abad-abad berikutnya juga masih terus mencoba untuk menemukan kota emas tersebut. Meski demikian, perhatian terhadap danau Guatavita tidak pernah surut.
Sehingga pada tahun 1911, sebuah perusahaan pembuat emas kembali mencoba peruntungannya di danau Guatavita. Mereka berhasil membuang sebagian besar air danau itu dengan membuat terowongan dan pintu air. Namun, lumpur danau itu dengan segera mengeras dan hujan segera memenuhi danau itu kembali. Mereka hanya menemukan beberapa objek emas yang kemudian dilelang untuk membayar para investornya. Kemudian di tahun-tahun berikutnya, minat mencari El Dorado sepertinya mulai berkurang. Kebanyakan orang mulai beranggapan kalau El Dorado mungkin hanya sebuah legenda. Bahkan ada satu pendapat yang mengatakan kalau suku Indian yang menceritakan soal El Dorado mungkin telah berbohong untuk mengalihkan perhatian para penakluk dari desa mereka.
Akan tetapi, sebuah petunjuk besar muncul pada tahun 1969 lalu. Kala itu, dua orang pekerja yang sedang menggali di sebuah gua kecil di dekat Bogota tanpa sengaja menemukan sebuah patung emas. Patung itu berbentuk rakit dengan figur kepala suku dan delapan pria yang sedang mengayuh di atasnya. Bentuk patung ini segera mengingatkan para peneliti dengan ritual El Dorado yang telah diceritakan selama ratusan tahun. Jadi, legenda itu ternyata benar bahwa El Dorado memang ada. Namun, peneliti dari Los Andes University bernama Carl Langebaek punya pendapat sendiri. Menurutnya, El Dorado mungkin hanyalah sebuah produk dari imajinasi para penjelajah.
"El Dorado tidak akan pernah ditemukan. Orang-orang akan selalu mencari emas di tempat yang paling mustahil sekalipun. Tidak peduli bahkan jika mereka menemukan satu istana emas sekalipun, selalu ada alasan untuk mencari El Dorado yang lain." tutur Carl Langebaek kala itu.
Namun saat ini Danau Guatavita tampak sepi. Bahkan Turis pun jarang keliatan. Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah Columbia memutuskan untuk menutup wilayah itu karena orang-orang sering membuang sampah ke dalamnya atau mencuci mobil di sana. Saat ini hanya ada satu petugas pengawas yang ditempatkan untuk mengawasi danau itu. Jamie Beltran, sang pengawas percaya kalau danau itu meyimpan rahasia El Dorado. "Saya yakin, emas dari El Dorado ada di dalam sana." ucapnya sambil memandang air danau yang tenang. Apa yang dipercayai oleh Beltran juga dipercaya oleh banyak orang lainnya. Akan tetapi, apakah mungkin suatu saat nanti danau Guatavita akan membuka tabir rahasianya?
Tatkala Christopher Colombus menemukan benua Amerika, kisah mengenai dunia baru yang kaya akan emas sampai ke Eropa. Tidak lama berselang, para penakluk Spanyol mulai masuk ke peradaban Amerika Tengah dan Selatan termasuk Aztec dan Inca. Francisco Pizzaro (1475–1541), yang berhasil menaklukkan peradaban Inca yang kaya raya pada tahun 1530an percaya kalau di tempat lain di benua itu masih tersimpan kekayaan tersembunyi yang bernilai besar. Ternyata tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan konfirmasi mengenai hal ini. Tidak lama setelah penaklukkan itu, seorang pembawa pesan dari suku tidak dikenal muncul di Peru, tempat kerajaan Inca, dengan sebuah pesan untuk Raja Inca. pembawa pesan ini tidak tahu kalau kerajaan Inca telah ditaklukkan oleh Pizarro.
Setelah diinterogasi oleh para prajurit Spanyol, pembawa pesan itu berkata kalau ia adalah anggota salah satu suku di wilayah Bogota. Uniknya, pembawa pesan ini juga menceritakan mengenai sebuah kerajaan lain di wilayah yang sama dimana Rajanya berselimutkan debu emas dan berenang di danau emas. Legenda yang mereka dengar inilah yang kemudian disebut dengan El Dorado yang berarti "Manusia bersepuh Emas". Tertarik untuk mendapatkan emas yang lebih banyak, para penakluk dari Spanyol ini kemudian mengirimkan paling tidak lima ekspedisi besar untuk mencari El Dorado. Salah satu ekspedisi yang dikirim adalah ekspedisi yang dipimpin oleh Gonzalo Jimenez de Quesada yang berangkat pada tahun 1536 silam.
Gonzalo Jimenez de Quesada beserta 500 prajuritnya, masuk ke belantara lebat yang sekarang termasuk wilayah Columbia. Setelah menjelajah cukup lama dan menjumpai berbagai rintangan, Quesada dan timnya menemukan suku Chibca yang kaya raya. akan tetapi, mereka tidak menjumpai raja emas dan danau emas yang dicari. Namun, suku tersebut menceritakan kepada Quesada mengenai sebuah danau misterius di kawah gunung di dataran tinggi Andes di Bogota yang bernama Guatavita. Menurut mereka, setiap tahun, di danau itu, sebuah upacara misterius dilakukan oleh suku setempat yang bernama Muisca sebagai persembahan terhadap dewa mereka.
Kala itu sang raja, yang juga disebut Zipa, akan dibaluri dengan lumpur yang kemudian dilapisi lagi dengan debu emas. Kemudian ia bersama para tetua suku yang lain akan mengayuh rakit yang berisi emas perak dan perhiasan lainnya hingga ke tengah danau. Setibanya di tengah, mereka akan membuang emas perak itu ke dalam danau. Kemudian sang raja akan terjun ke danau untuk membersihkan tubuhnya dari debu emas dan lumpur yang menyelimuti tubuhnya. Setelah mendengar kisah luar biasa ini, akhirnya Quesada memutuskan untuk mencari El Dorado. Ia tidak bisa menemukan suku Muisca atau kota emas yang dimaksud, tapi ia berhasil menemukan danau Guatavita.
Pada saat penemuan ini diumumkan ke Spanyol, sebuah usaha dilakukan untuk mengeruk danau ini pada tahun 1545 silam. Usaha ini dipimpin oleh Hernan Perez de Quesada, saudara laki-laki dari Jimenez de Quesada. Quesada menggunakan para pekerja untuk mengeringkan danau dengan ember-ember raksasa. Setelah tiga bulan berlalu, level permukaan air danau turun sekitar 3 meter dan Quesada berhasil mendapatkan 18 kilogram emas dari dalamnya. Pada tahun 1580an, seorang pedagang dari Bogota bernama Antonio de Sepulvada mengerahkan 8.000 penduduk setempat dalam usahanya untuk mengeringkan danau itu dengan cara membuat pintu-pintu air di sisi danau. Ia berhasil menurunkan permukaan danau hingga 20 meter.
Ternyata dengan cara ini ia berhasil menemukan emas dalam jumlah yang cukup besar. tapi kemudian sisi danau runtuh dan menewaskan banyak pekerja. Proyek ini kemudian dibatalkan. Hari ini, kita masih bisa melihat sisi danau yang terpotong, sisa-sisa usaha yang dilakukan oleh Sepulvada. Kemudian di tahun-tahun berikutnya, ambisi bangsa Eropa untuk menemukan El Dorado muncul kembali ketika seorang pria misterius bernama Juan Martinez menceritakan mengenai sebuah kota emas bernama Manoa. Kota ini bisa saja berhubungan dengan legenda El Dorado, namun bisa juga tidak. Satu hal yang pasti, bangsa Eropa semakin percaya kalau Benua Amerika menyimpan kekayaan dalam jumlah yang besar.
Lalu Martinez bercerita jika ia adalah seorang pengawas amunisi di sebuah kapal Spanyol yang menjelajahi sungai Caroni yang terhubung dengan Sungai Orinoco. Kapal mereka menjelajahi sungai hingga jauh ke dalam hutan belantara. Namun, gudang mesiu yang diawasinya meledak sehingga penjelajahan ini pun dibatalkan. Sebagai hukuman bagi Martinez, ia ditinggalkan di sungai tersebut dengan sebuah sampan. Kemudian, Martinez mengaku berjumpa dengan sekelompok anggota suku indian yang bersahabat. Mereka menutup mata Martinez dengan kain dan membawanya ke kerajaan mereka yang disebut Manoa. Martinez mengatakan kalau Istana raja Manoa yang dikunjunginya itu terbuat dari emas.
Akhirnya pada tahun 1586, kisah ini sampai ke telinga Sir Walter Raleigh, seorang penjelajah ternama yang pernah mendirikan koloni pulau Roanoke yang legendaris. Pada tahun 1595, Raleigh bersama rekan-rekannya berlayar menjelajahi sungai Orinoco di Amerika Selatan demi untuk menemukan Manoa. Akan tetapi, ekspedisi itu tidak menghasilkan apa-apa. Menariknya, mereka menemukan Jangkar Kapal Spanyol Martinez yang tersisa ketika terjadi ledakan di kapal. Jadi, paling tidak ada bagian dari kisah Martinez yang dapat dipercaya. Meski tidak menemukan kerajaan emas Manoa, namun Raleigh membawa banyak sampel flora dan fauna yang eksotik serta sebuah batu indah yang menandakan adanya kekayaan alam luar biasa di tempat itu. Raleigh bahkan menulis sebuah buku mengenai penjelajahannya ini.
Sebetulnya Raleigh sendiri percaya kalau kota Manoa ini terletak di wilayah danau Parime di belakang pegunungan wilayah Guyana. Ia bahkan menyediakan sebuah peta yang sangat akurat mengenai letak wialayah ini. Pada tahun 1618, Raleigh kembali melakukan eskpedisi kedua untuk menemuan kota ini dengan biaya dari kerajaan Inggris. Namun ekspedisi ini juga gagal membawa hasil. Kisah El Dorado tidak berhenti pada abad pertengahan saja. Namun para penjelajah abad-abad berikutnya juga masih terus mencoba untuk menemukan kota emas tersebut. Meski demikian, perhatian terhadap danau Guatavita tidak pernah surut.
Sehingga pada tahun 1911, sebuah perusahaan pembuat emas kembali mencoba peruntungannya di danau Guatavita. Mereka berhasil membuang sebagian besar air danau itu dengan membuat terowongan dan pintu air. Namun, lumpur danau itu dengan segera mengeras dan hujan segera memenuhi danau itu kembali. Mereka hanya menemukan beberapa objek emas yang kemudian dilelang untuk membayar para investornya. Kemudian di tahun-tahun berikutnya, minat mencari El Dorado sepertinya mulai berkurang. Kebanyakan orang mulai beranggapan kalau El Dorado mungkin hanya sebuah legenda. Bahkan ada satu pendapat yang mengatakan kalau suku Indian yang menceritakan soal El Dorado mungkin telah berbohong untuk mengalihkan perhatian para penakluk dari desa mereka.
Akan tetapi, sebuah petunjuk besar muncul pada tahun 1969 lalu. Kala itu, dua orang pekerja yang sedang menggali di sebuah gua kecil di dekat Bogota tanpa sengaja menemukan sebuah patung emas. Patung itu berbentuk rakit dengan figur kepala suku dan delapan pria yang sedang mengayuh di atasnya. Bentuk patung ini segera mengingatkan para peneliti dengan ritual El Dorado yang telah diceritakan selama ratusan tahun. Jadi, legenda itu ternyata benar bahwa El Dorado memang ada. Namun, peneliti dari Los Andes University bernama Carl Langebaek punya pendapat sendiri. Menurutnya, El Dorado mungkin hanyalah sebuah produk dari imajinasi para penjelajah.
"El Dorado tidak akan pernah ditemukan. Orang-orang akan selalu mencari emas di tempat yang paling mustahil sekalipun. Tidak peduli bahkan jika mereka menemukan satu istana emas sekalipun, selalu ada alasan untuk mencari El Dorado yang lain." tutur Carl Langebaek kala itu.
Namun saat ini Danau Guatavita tampak sepi. Bahkan Turis pun jarang keliatan. Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah Columbia memutuskan untuk menutup wilayah itu karena orang-orang sering membuang sampah ke dalamnya atau mencuci mobil di sana. Saat ini hanya ada satu petugas pengawas yang ditempatkan untuk mengawasi danau itu. Jamie Beltran, sang pengawas percaya kalau danau itu meyimpan rahasia El Dorado. "Saya yakin, emas dari El Dorado ada di dalam sana." ucapnya sambil memandang air danau yang tenang. Apa yang dipercayai oleh Beltran juga dipercaya oleh banyak orang lainnya. Akan tetapi, apakah mungkin suatu saat nanti danau Guatavita akan membuka tabir rahasianya?
No comments:
Post a Comment