Saturday

Mitos-Mitos Salah Kaprah Tentang Uban yang Diyakini Kebenarannya

One web id — Tatkala uban-uban dikepala mulai tumbuh kembali, sebagian orang akan merasa panik sebab mereka merasa usianya tak akan muda lagi. Akan tetapi pada kenyatanya uban tidak identik dengan penuaan. Setidaknya ada banyak mitos tentang uban yang sebenarnya keliru tapi terlanjur dipercaya oleh banyak orang. 
Mitos-Mitos Salah Kaprah Tentang Uban yang Diyakini Kebenarannya

Oleh sebab itu untuk meluruskannya, ada baiknya Anda simak tentang beberapa mitos salah kaprah yang dimaksud. Sebagaimana yang dilansir oleh Huffingtonpost, mari kita simak cuplikannya berikut ini.

1. Terpapar matahari dapat mempercepat munculnya uban
Paparan sinar matahari yang berlebihan memang mengakibatkan kulit menua dan keriput, akan tetapi tidak ada pengaruhnya dengan rambut. Pada tahun 2009, sekelompok peneliti dari Eropa menemukan mekanisme yang sebenarnya di balik munculnya uban. Jadi sebetulnya sel-sel rambut secara alami memproduksi zat yang disebut hidrogen peroksida, namun jika produksinya berlebihan maka rambut berubah menjadi keputihan. Ini akan tetap terjadi terlepas berapapun usia Anda karena setiap orang menghasilkan zat yang sama.

"Tapi bukan berarti pakai topi jika keluar rumah atau jarang keluar akan mencegah hal ini. Karena ini semata disebabkan apa yang terjadi di dalam sel, tidak dipengaruhi faktor eksternal," pungkas peneliti Gerald Weissman.

Meski demikian, pakar lain bernama Philip Kingsley mengatakan uban lebih rentan mengalami kerusakan jika terpapar matahari karena kurangnya melanin yang terkandung di dalamnya. Jadi tetap pakai topi saja jika keluar rumah.

2. Satu dicabut, maka dua-tiga uban akan tumbuh kembali
Sebetulnya ini merupakan mitos yang salah kaprah. Yang benar adalah mencabut uban memang akan menghilangkan rambut putih tapi tidak dengan folikelnya sehingga dari situ akan tumbuh rambut baru. Lagipula apapun yang dilakukan seseorang pada satu helai rambutnya takkan berpengaruh terhadap rambut lain di sekitarnya. Hanya saja seorang pakar memperingatkan hati-hati tatkala mencabut uban karena ini bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada folikel sehingga Anda mungkin takkan punya rambut lagi dari folikel tersebut.

3. Stres mengakibatkan munculnya uban
Seorang dokter kulit bernama Howard Brooks menerangkan stres tidaklah menyebabkan timbulnya uban secara langsung, namun kerontokan rambut yang tidak permanen atau biasa disebut 'telogen effluvium'. Telogen effluvium inilah yang membuat rambut rontok dan ketika tumbuh kembali, umumnya rambut yang dihasilkan tidak memiliki pigmen sebanyak rambut aslinya sehingga berwarna keputihan seperti uban.

4. Ada tidaknya uban tergantung pada orang tua
Seorang pakar lain bernama Elizabeth Cunnane Phillips menerangkan timbulnya rambut putih ternyata dipengaruhi oleh kondisi genetik, kendati gaya hidup tertentu dapat mempercepat munculnya uban ini. Namun selain itu, rupanya etnis juga berperan dalam hal ini. Pasalnya Kaukasian (orang kulit putih) cenderung lebih cepat beruban ketimbang orang Asia atau orang kulit hitam.

5. Teori 50-50-50 tentang uban tak begitu akurat
Sebagian dokter kulit percaya 50 persen populasi ketika mencapai usia 50 tahun diprediksi memiliki uban di rambutnya dengan komposisi mencapai 50 persen. Akan tetapi sebuah survei di tahun 2012 membantah teori ini dan menemukan hanya 6 sampai 23 persen populasi saja yang memiliki uban di usia 50 tahun.

6. Pilihan gaya hidup akan mempengaruhi uban
Untuk mencegah munculnya uban dini, ada beberapa gaya hidup yang bisa dipilih. Salah satu yang disepakati dokter adalah rendahnya kadar B12 (asam pantotenik) dalam tubuh, karena ini menyebabkan berkurangnya pigmen rambut sehingga uban cepat muncul.

7. Pewarnaan rambut berlebihan dapat menyebabkan uban
Umumnya alasan ini digunakan para orang tua supaya anak-anaknya tak berani mengecat rambutnya atau bahkan gonta-ganti warna rambut. Nyatanya, hal ini sama sekali tak ada kaitannya.



No comments:

Mobile version