One web id — Jika diartikan componist atau yang lazim kita sebut komponis memiliki arti, orang yang menciptakan hasil karya musik. Sebetulnya istilah komponis mengacu kepada orang yang menulis komposisi musik instrumental maupun vocal dalam format solo, duo trio quartet qwintet dan seterusnya sampai dengan orchestra dan meneruskan kepada orang lain untuk memainkannya. Sementara orang yang membuat lagu atau melodi saja disebut sebagai pengarang lagu, dan yang membuat iringan lagu disebut sebagai arangger. Usut punya usut, salah satu komponis dunia yang terkenal adalah Wolfgang Amadeus Mozart, sementara komponis Indonesia yang cukup berperan besar antara lain adalah, Tony Prabowo, Michael Asmara, Ben Pasaribu, Tony Maryana, Matius Shanbone, Christanto Hadijaya, Slamet Abdul Sjukur, Amir Pasaribu, Otto Sidharta, Gatot Danar Silistyanto dan lain sebagainya.
Sebenarnya untuk menjadi seorang komponis bukanlah suatu pekerjaan mudah, selain harus bisa menselaraskan nada menjadi sebuah irama musik yang bagus, seorang komponis juga harus peka terhadap bunyi not mulai dari do re mi fa sol la si. Tak tanggung-tanggung, bahkan seorang komponis juga harus bisa menebak nada dasar suatu bunyi yang ditimbulkan oleh benda di sekitarnya. Selain Wolfgang Amadeus Mozart, ternyata masih ada tujuh komponis terbaik di dunia musik. Lantas, siapa saja orangnya? Mari langsung kita simak ketujuh komponis terbaik sepanjang masa.
1. Franz Schubert (31 Januari 1797 – 19 November 1828)
Franz Schubert merupakan komponis berkebangsaan Austria. Tatkala ia berusia lima tahun, ayahnya sudah mengajarkannya berbagai hal tentang musik. Enam tahun kemudian ia masuk sekolah musik yang sangat terkenal di Wina. Sementara itu Franz sudah mulai menggubah karya musik. Lagunya yang pertama dihasilkan pada usia 17 tahun, berjudul Gretchen at the spinning whell. Untuk sementara ia menjadi guru sekolah, tetapi kemudian ia berhenti karena ia perlu banyak waktu untuk menulis karya musik. Untuk membiayai hidup sehari-hari ia memberikan kursus piano. Kadang-kadang ia menulis delapan lagu per hari. Tak tanggung-tanggung, bahkan ia tidur tanpa melepas kacamatanya supaya ia dapat langsung menulis jika ia terbangun di tengah malam dengan ide sebuah lagu. Sebelum berusia 20 tahun, ia telah menulis enam simponi. Secara keseluruhan ia telah menghasilkan sembilan simponi. Dua diantaranya sangat terkenal adalah Symphony No. 8 in B minor (simponi nomor 8 dalam nada B minor) yang dikenal dengan judul Unfinished Symphony dan Symphony No. 9 in C minor yang dikenal dengan judul Great Symphony karena begitu panjang. Karya-karya Schubert meliputi karya-karya musik dalam berbagai bentuk untuk orkes dengan ukuran yang berbeda-beda. Ia telah menulis 100 lagu. Diantaranya yang sampai sekarang diangap paling baik, yaitu Ave Maria, Who is Sylvia?, The Trout, dan Serenade. Franz Schubert meninggal pada usia 31 tahun, namun ia telah menghasilkan hampir 1.000 karya musik.
2. Frédéric Chopin (1 Maret 1810 – 17 Oktober 1849)
Fryderyk Franciszek Chopin lahir di Zelazowa Wola, dekat Warsawa, Polandia pada tanggal 1 Maret 1810. Ayahnya, Nicolas Chopin adalah orang dari Marainville, Prancis. Sementara ibunya, Tekla-Justyna Kryzanowka adalah orang Polandia. Untuk menghindari wajib tentara, pada tahun 1787 Nicolas Chopin meninggalkan Prancis dan menetap di Polandia. Chopin lahir tak lama setelah kedua orangtuanya pindah ke Polandia. Chopin memiki bakat alamiah dalam bermain piano, hal ini terlihat dalam improvisasi-imporivasinya untuk piano. Ia masih berumur tujuh tahun ketika salah satu dari polonaise-nya diterbitkan (Mc Neill, 1998) namun, sumber lain mengatakan bahwa karya pertama yang diterbitakan adalah sebuah Rondo (Op. 1) pada saat ia berumur limabelas. Pada umur delapan, dia tampil di publik memainkan piano konserto milik Gywortez. Chopin mendapat pendidikan musik pertamanya oleh pianis Bohemia Adalbert Żiwny.
3. Richard Wagner (22 Mei 1813 – 13 Februari 1883)
Wilhelm Richard Wagner merupakan seorang komponis berpengaruh Jerman, pakar teori musik, dan penulis, namun paling terkenal melalui karya operanya. Musiknya masih sering dimainkan, yang paling terkenal adalah 'Ride of the Valkyries' dari Die Walküre dan 'Bridal Chorus' dari Lohengrin. Wagner juga merupakan seorang tokoh yang sangat kontroversial, karena inovasi musik dan inovasi dramanya dan juga karena dia adalah seorang pendukung pemikiran-pemikiran anti-semitisme. Dalam sejarah musik, dia digolongkan sebagai komponis dari Zaman Romantik. Sebagai seorang penulis yang sering berkarya, Wagner mengarang lebih dari ratusan buku, puisi, dan artikel, serta jumlah korespondensi yang besar. Karyanya mencakup topik yang luas, termasuk politik, filsafat, dan analisis lengkap (biasanya saling bertentangan) mengenai operanya.
4. Giuseppe Verdi (10 Oktober 1813 – 27 Januari 1901)
Giuseppe Fortunino Francesco Verdi merupakan komponis Italia, terutama opera. Ia adalah anggota paling berpengaruh di Sekolah Opera Italia pada abad ke-19. Karya-karyanya sering dilakukan di gedung opera di seluruh dunia dan, melampaui batas-batas genre, beberapa tema-nya sudah lama berakar dalam budaya populer - seperti 'La donna è mobile' dari Rigoletto, 'Va, Pensiero' ( Koor dari Budak Ibrani) dari Nabucco, "Libiamo ne 'lieti calici" (The Drinking Song) dari La Traviata dan Triumphal March from Aida. Meski karyanya kadang-kadang dikritik karena menggunakan diatonic umumnya berwarna daripada musik idiom dan memiliki kecenderungan melodrama, namun Verdi's masterworks mendominasi repertoar standar satu abad setengah setelah dikarang.
5. Johannes Brahms (7 Mei 1833 – 3 April 1897)
Johannes Brahms merupakan seorang komponis dan pianis dari Jerman, salah satu musisi utama pada zaman Romantik. Brahms lahir di Hamburg, Jerman, namun kemudian banyak berkarya di Wina, Austria. Dimasa hidupnya, Brahms sangat populer dan berpengaruh dalam dunia musik. Brahms membuat komposisi musik untuk piano, ansambel musik kamar, orkestra simfoni, dan untuk penyanyi serta paduan suara. Sebagai seorang pianis yang mahir, ia acap kali menampilkan sendiri karya-karyanya secara perdana. Selain itu, dia juga bekerja sama dengan penampil-penampil utama pada masanya, termasuk pianis Clara Schumann (istri komponis Robert Schumann). Banyak karyanya merupakan bagian dari repertoar standar konser klasik hingga saat ini. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Wiegenlied, Op. 49 No. 4 (Lagu Nina Bobo, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Brahms' Lullaby).
6. Franz Liszt (22 Oktober 1811 – 31 Juli 1886)
Franz Liszt merupakan seorang Hungarian composer, virtuoso pianist dan guru. Liszt menjadi terkenal di seluruh Eropa selama abad ke-19 untuk keahlian sebagai seorang pemain. Dia dikatakan oleh orang-orang sezamannya telah menguasai teknis pianis dari usianya dan mungkin pianis terbesar sepanjang masa. Ia juga seorang komposer penting dan berpengaruh, seorang guru piano terkenal, seorang konduktor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan modern dari seni, dan dermawan untuk komposer dan pemain lain, terutama Richard Wagner, Hector Berlioz, Camille Saint-Saëns, Edvard Grieg dan Alexander Borodin.
7. Robert Schumann (8 Juni 1810 – 29 Juli 1856)
Robert Schumann merupakan seorang penggubah dan pianis Jerman. Dia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik Romantik Eropa yang terpenting, serta seorang kritikus musik yang terkenal dalam sejarah. Seorang cendekiawan serta bersifat estetikus, musiknya menggambarkan sifat romantisme yang sangat pribadi. Mawas diri dan sering bertingkah, karya-karya musik pertamanya merupakan percobaan untuk melepaskan diri dari tradisi bentuk dan struktur klasik yang dia pikir terlalu membatasi.
Sebenarnya untuk menjadi seorang komponis bukanlah suatu pekerjaan mudah, selain harus bisa menselaraskan nada menjadi sebuah irama musik yang bagus, seorang komponis juga harus peka terhadap bunyi not mulai dari do re mi fa sol la si. Tak tanggung-tanggung, bahkan seorang komponis juga harus bisa menebak nada dasar suatu bunyi yang ditimbulkan oleh benda di sekitarnya. Selain Wolfgang Amadeus Mozart, ternyata masih ada tujuh komponis terbaik di dunia musik. Lantas, siapa saja orangnya? Mari langsung kita simak ketujuh komponis terbaik sepanjang masa.
1. Franz Schubert (31 Januari 1797 – 19 November 1828)
Franz Schubert merupakan komponis berkebangsaan Austria. Tatkala ia berusia lima tahun, ayahnya sudah mengajarkannya berbagai hal tentang musik. Enam tahun kemudian ia masuk sekolah musik yang sangat terkenal di Wina. Sementara itu Franz sudah mulai menggubah karya musik. Lagunya yang pertama dihasilkan pada usia 17 tahun, berjudul Gretchen at the spinning whell. Untuk sementara ia menjadi guru sekolah, tetapi kemudian ia berhenti karena ia perlu banyak waktu untuk menulis karya musik. Untuk membiayai hidup sehari-hari ia memberikan kursus piano. Kadang-kadang ia menulis delapan lagu per hari. Tak tanggung-tanggung, bahkan ia tidur tanpa melepas kacamatanya supaya ia dapat langsung menulis jika ia terbangun di tengah malam dengan ide sebuah lagu. Sebelum berusia 20 tahun, ia telah menulis enam simponi. Secara keseluruhan ia telah menghasilkan sembilan simponi. Dua diantaranya sangat terkenal adalah Symphony No. 8 in B minor (simponi nomor 8 dalam nada B minor) yang dikenal dengan judul Unfinished Symphony dan Symphony No. 9 in C minor yang dikenal dengan judul Great Symphony karena begitu panjang. Karya-karya Schubert meliputi karya-karya musik dalam berbagai bentuk untuk orkes dengan ukuran yang berbeda-beda. Ia telah menulis 100 lagu. Diantaranya yang sampai sekarang diangap paling baik, yaitu Ave Maria, Who is Sylvia?, The Trout, dan Serenade. Franz Schubert meninggal pada usia 31 tahun, namun ia telah menghasilkan hampir 1.000 karya musik.
2. Frédéric Chopin (1 Maret 1810 – 17 Oktober 1849)
Fryderyk Franciszek Chopin lahir di Zelazowa Wola, dekat Warsawa, Polandia pada tanggal 1 Maret 1810. Ayahnya, Nicolas Chopin adalah orang dari Marainville, Prancis. Sementara ibunya, Tekla-Justyna Kryzanowka adalah orang Polandia. Untuk menghindari wajib tentara, pada tahun 1787 Nicolas Chopin meninggalkan Prancis dan menetap di Polandia. Chopin lahir tak lama setelah kedua orangtuanya pindah ke Polandia. Chopin memiki bakat alamiah dalam bermain piano, hal ini terlihat dalam improvisasi-imporivasinya untuk piano. Ia masih berumur tujuh tahun ketika salah satu dari polonaise-nya diterbitkan (Mc Neill, 1998) namun, sumber lain mengatakan bahwa karya pertama yang diterbitakan adalah sebuah Rondo (Op. 1) pada saat ia berumur limabelas. Pada umur delapan, dia tampil di publik memainkan piano konserto milik Gywortez. Chopin mendapat pendidikan musik pertamanya oleh pianis Bohemia Adalbert Żiwny.
3. Richard Wagner (22 Mei 1813 – 13 Februari 1883)
Wilhelm Richard Wagner merupakan seorang komponis berpengaruh Jerman, pakar teori musik, dan penulis, namun paling terkenal melalui karya operanya. Musiknya masih sering dimainkan, yang paling terkenal adalah 'Ride of the Valkyries' dari Die Walküre dan 'Bridal Chorus' dari Lohengrin. Wagner juga merupakan seorang tokoh yang sangat kontroversial, karena inovasi musik dan inovasi dramanya dan juga karena dia adalah seorang pendukung pemikiran-pemikiran anti-semitisme. Dalam sejarah musik, dia digolongkan sebagai komponis dari Zaman Romantik. Sebagai seorang penulis yang sering berkarya, Wagner mengarang lebih dari ratusan buku, puisi, dan artikel, serta jumlah korespondensi yang besar. Karyanya mencakup topik yang luas, termasuk politik, filsafat, dan analisis lengkap (biasanya saling bertentangan) mengenai operanya.
4. Giuseppe Verdi (10 Oktober 1813 – 27 Januari 1901)
Giuseppe Fortunino Francesco Verdi merupakan komponis Italia, terutama opera. Ia adalah anggota paling berpengaruh di Sekolah Opera Italia pada abad ke-19. Karya-karyanya sering dilakukan di gedung opera di seluruh dunia dan, melampaui batas-batas genre, beberapa tema-nya sudah lama berakar dalam budaya populer - seperti 'La donna è mobile' dari Rigoletto, 'Va, Pensiero' ( Koor dari Budak Ibrani) dari Nabucco, "Libiamo ne 'lieti calici" (The Drinking Song) dari La Traviata dan Triumphal March from Aida. Meski karyanya kadang-kadang dikritik karena menggunakan diatonic umumnya berwarna daripada musik idiom dan memiliki kecenderungan melodrama, namun Verdi's masterworks mendominasi repertoar standar satu abad setengah setelah dikarang.
5. Johannes Brahms (7 Mei 1833 – 3 April 1897)
Johannes Brahms merupakan seorang komponis dan pianis dari Jerman, salah satu musisi utama pada zaman Romantik. Brahms lahir di Hamburg, Jerman, namun kemudian banyak berkarya di Wina, Austria. Dimasa hidupnya, Brahms sangat populer dan berpengaruh dalam dunia musik. Brahms membuat komposisi musik untuk piano, ansambel musik kamar, orkestra simfoni, dan untuk penyanyi serta paduan suara. Sebagai seorang pianis yang mahir, ia acap kali menampilkan sendiri karya-karyanya secara perdana. Selain itu, dia juga bekerja sama dengan penampil-penampil utama pada masanya, termasuk pianis Clara Schumann (istri komponis Robert Schumann). Banyak karyanya merupakan bagian dari repertoar standar konser klasik hingga saat ini. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah Wiegenlied, Op. 49 No. 4 (Lagu Nina Bobo, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Brahms' Lullaby).
6. Franz Liszt (22 Oktober 1811 – 31 Juli 1886)
Franz Liszt merupakan seorang Hungarian composer, virtuoso pianist dan guru. Liszt menjadi terkenal di seluruh Eropa selama abad ke-19 untuk keahlian sebagai seorang pemain. Dia dikatakan oleh orang-orang sezamannya telah menguasai teknis pianis dari usianya dan mungkin pianis terbesar sepanjang masa. Ia juga seorang komposer penting dan berpengaruh, seorang guru piano terkenal, seorang konduktor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan modern dari seni, dan dermawan untuk komposer dan pemain lain, terutama Richard Wagner, Hector Berlioz, Camille Saint-Saëns, Edvard Grieg dan Alexander Borodin.
7. Robert Schumann (8 Juni 1810 – 29 Juli 1856)
Robert Schumann merupakan seorang penggubah dan pianis Jerman. Dia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik Romantik Eropa yang terpenting, serta seorang kritikus musik yang terkenal dalam sejarah. Seorang cendekiawan serta bersifat estetikus, musiknya menggambarkan sifat romantisme yang sangat pribadi. Mawas diri dan sering bertingkah, karya-karya musik pertamanya merupakan percobaan untuk melepaskan diri dari tradisi bentuk dan struktur klasik yang dia pikir terlalu membatasi.
No comments:
Post a Comment