One web id — Berbagai dongeng menjelang tidur memang sangat menghibur dan tentunya membawa kenangan masa kecil yang begitu indah. Akan tetapi tahukah Anda bahwa cerita-cerita tersebut pada awalnya bukan begitu ceritanya.
Sebagai contohnya di dalam sebuah buku berjudul The Most Creepy Fairy Tales, ternyata dongeng-dongeng tersebut awalnya dibuat dengan cerita yang mengerikan dan sangat menakutkan. Namun beruntung sebab kita tidak pernah mendengar kisah sebenarnya dari dongeng-dongeng itu, sebab telah dimodifikasi sedemikian rupa. Jika tidak demikian, mungkin masa kecil kita takkan seindah yang kita ingat seperti saat ini.
Atau tentang lagu nina bobo yang biasa kita dengar. Apakah anda tahu misteri di balik lagu tersebut. Satu lagu dengan bait sederhana yang digunakan banyak orang tua untuk mengantar tidur anak-anaknya. Sepintas, memang tidak ada yang ganjil dari lagu itu, namun pernahkah anda bertanya pada seseorang tentang siapakah gadis bernama Nina dari lagu tersebut? Dirangkum dari berbagai sumber yang berbeda-beda, berikut ini kisah sebenarnya dari dongeng-dongeng populer di dunia.
1. Nina Bobo
Menurut cerita, beberapa dekade setelah kedatangan Cornelis de Houtmen di Banten, warga negara Belanda dari berbagai kalangan sudah memenuhi pulau Jawa dan pulau - pulau lainnya. Alkisah seorang gadis belia asal Belanda bernama Nina Van Mijk. Gadis yang berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara untuk memulai hidup baru karena terlalu banyak saingan musisi di Belanda. Hidup Nina berjalan normal seperti orang-orang Belanda di Nusantara pada umumnya, berjalan-jalan, bersosialisasi dengan penduduk pribumi, dan mengenal budaya Nusantara.
Memang terdengar indah , namun semenjak kejadian aneh itu keadaan menjadi berbanding terbalik. Kejadian aneh itu terjadi pada suatu malam badai, petir tak henti-hentinya yang saling bersahutan. Sontak, dari alam kamarnya Nina menjerit keras sekali, diikuti suara vas bunga yang terjatuh dan pecah. Sehingga ayah, ibu serta pembantu keluarga Nina mengambur kedalam kamarnya. Ternyata pintu terkunci dari dalam, akhirnya pintu itu didobrak oleh ayah Nina. Aneh, satu pemandangan mengerikan disaksikan oleh keluarga itu, terlihat di tempat tidur Nina melipat tubuhnya kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil berteriak dengan bahasa Belanda.
Sehingga rambutnya yang lurus pirang menjadi kusut tak karuan, kelopak matanya menghitam pekat. Nina kerasukan, Itu bukan Nina, itu adalah jiwa jahat yang bersemayam di dalam tubuh Nina. Kemudian seminggu berlalu, akhirnya Nina di pasung di dalam kamarnya. Tangannya diikat dengan seutas tambang. Keadaan Nina kian memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat. Ibu Nina hanya bisa menangis tiap malam tatkala mendengar Nina menjerit - jerit. Ayah Nina tidak tahu harus berbuat apa karena kejadian aneh seperti ini tidak pernah diduganya. Karena putus asa dan tidak tahan melihat keadaan anaknya, ayah Nina pulang ke Belanda sendirian meninggalkan anak dan istrinya di Nusantara. Pembantu rumahnya pun pergi meninggalkan rumah itu karena takut.
Sehingga tinggalah Nina yang dipasung dan Ibunya di satu rumah tak terurus. Kembali lagi pada satu malam badai, namun aneh, kala itu terdengar Nina tidak lagi menjerit-jerit dan kamarnya begitu hening. Perasaan ibu Nina bercampur aduk antara bahagia dengan takut. Bahagia jika ternyata anaknya sudah sembuh, namun akan merasa takut jika ternyata anaknya sudah meninggal. Akhirnya, ibu Nina melihat dari sela-sela pintu kamar Nina, dan ternyata Nina sedang duduk tenang diatas tempat tidurnya. Ia tak berkata apa-apa namun sejurus kemudian dia menangis tersedu-sedu. Ibu Nina langsung masuk kedalam kamarnya dan melepas tali tambang yang melilit tangannya.
"Ibu... aku takut" tutur Nina Sambil menangis. "Tak apa nak, Ibu ada disini. Kamu tidak perlu takut lagi. Ayo kita makan bersama" jawab ibunya sambil menangis. "Aku tidak lapar, tetapi bolehkah aku meminta sesuatu?" ucap Nina. "Apapun nak, apapun!!" jawab ibunya. "Aku ngantuk, rasanya aku akan tertidur sangat pulas. Mau kah ibu menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?" tanya Nina sambil menagis. Ibu Nina terdiam, agak sedikit tidak percaya dari apa yang ia didengar dari anaknya. Kemudian ibu Nina berkata sambil mencoba tersenyum. "Baiklah, ibu akan menyanyikan sebait lagu." tutur ibunya. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap damai dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina pun menghela nafas lega, sebab anaknya telah tertidur pulas.
Akan tetapi, Nina tidak bergerak sedikit pun, nafasnya tidak terdengar, denyut nadinya menghilang, aliran darahnya berhenti. Nina telah tertidur benar " benar lelap untuk selamanya dengan sebuah lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya setelah berjuang melawan penderitaan. Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini untuk pengantar tidur anak-anak yang masih bayi, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak Anda dan membuatnya tetap terlelap hingga keesokan paginya dengan sebuah lagu.
2. The Little Mermaid
Anda tentu ingat lagu yang dinyanyikan oleh Sebastian, si udang berisik dari dasar laut. “Under the sea... under the sea…” Yeah. Dengan aksen Jamaikanya dia menghibur kita dengan lagu yang menyenangkan itu. Kisah si Putri Duyung ini pun begitu menyentuh dan digemari oleh banyak orang hingga hari ini. Akan tetapi tahukah Anda bahwa kisah si Putri Duyung itu tidaklah seindah yang Anda kira? Sebab di dalam versi aslinya, Ariel si Putri Duyung selama menjadi manusia dibekali dengan pisau yang terselip rapi di balik rambutnya yang panjang dan tebal. Adapun tujuannya sederhana yaitu jika ada orang yang mencurigai keberadaannya sebagai Putri Duyung, maka Ariel harus membunuh orang tersebut. Dia harus melakukan hal ini untuk melindungi jati dirinya, serta keselamatan kerajaan Neptunus dan spesies Mermaid di laut agar tidak menjadi buruan manusia. Ternyata dalam perkembangan kisahnya, kisah cinta Ariel berakhir tragis. Sebab cintanya bertepuk sebelah tangan, dan sang pangeran meninggalkannya untuk menikah dengan gadis lain. Hal ini membuat Ariel patah hati dan akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan pisau yang ia bawa. Jadi, dari sinilah muncul istilah Air mata Putri Duyung “Mermaid Tears”.
3. Snow White & Seven Dwarfs
Ucapan terima kasih patut kita alamatkan pada Walt Disney yang telah mengubah kisah Putri Salju dan 7 Kurcaci ini menjadi sebuah cerita yang legenda yang fenomenal seperti yang kita ketahui saat ini. Dalam versi aslinya dikisahkan bahwa Ratu meminta bawahannya untuk menghabisi Putri Salju. Sebagai bukti kalau Putri Salju telah terbunuh, sang bawahan harus membawa jantung Putri Salju. Saat melepaskan Putri Salju, bawahan Ratu membunuh rusa dan membawa jantung rusa itu ke hadapan Ratu, serta mengaku kalau jantung yang ia bawa itu milik Putri Salju. Tak lama kemudian Sang Ratu memakan jantung Putri Salju dan berharap kecantikan Putri Salju berpindah padanya. Di biat-baik terakhir cerita, dikisahkan bahwa Putri Salju yang tewas setelah makan apel beracun, hidup lagi berkatciuman seorang Pangeran. Setelah Putri Salju diboyong ke istana, sang Ratu akhirnya dihukum. Namun berbeda dengan versi yang anda ketahui, sebab hukuman untuk Sang Ratu sangatlah kejam. Rupanya kaki si Ratu dipasung dengan sepatu besi dan dipaksa menari hingga mati di hadapan Putri Salju.
4. Little Red Riding Hood
Usut punya usut, ternyata kisah klasik ini diangkat dari kisah nyata tentang penyerangan seekor srigala pada seorang anak perempuan berkerudung merah. Kejadian ini terjadi pada abad kedelapan belas di Eropa. Diceritakan bahwa seorang anak disuruh orang tuanya mengunjungi nenek mereka yang sakit dan tinggal di hutan. Pada awalnya, anak itu disuruh pergi saat masih subuh. Namun entah mengapa, sang anak malah memutuskan untuk pergi tengah malam. Akibatnya, dia dikejar oleh srigala. Memang si anak lolos dari kejaran srigala dan berhasil tiba di rumah neneknya dengan selamat. Akan tetapi yang tidak diduga olehnya, rupanya ada seekor srigala yang telah memakan sang nenek dan bersembunyi di dalam rumah. Setibanya si anak itu di rumah, sang serigala segera melahap anak malang tersebut.
5. Cinderella
Ini adalah salah satu kisah popule bagi kanak-kanak yang tak lain dan tak bukan adalah Cinderella alias Si Upik Abu. Dalam versi aslinya diceritakan, saat Pangeran mencari pemilik sepatu kaca, Ibu Tiri Upik Abu berusaha sangat keras supaya anak-anaknya terpilih sebagai pemilik sepatu. Putri yang kakinya kebesaran, jari-jarinya dipotong agar muat. Sementara Putri yang kakinya kekecilan, terpaksa harus digilas dengan roda gerobak kuda yang sangat berat. Sebetulnya dari sinilah muncul istilah “Pain for Beauty” yaitu Biar Sakit Asal Cantik. Namun akhirnya, cara itu tidak berhasil sebab Sepatu Kaca itu tetaplah tidak muat untuk kedua kakak-beradik itu. Tatkala Sang Pangeran menemukan bahwa pemilik sepatunya adalah Cinderella, maka murkalah dia, dan segera memerintahkan burung elang peliharaannya untuk mematuk dan memakan mata Ibu Tiri Cinderella, kemudian mengusir Ibu Tiri dan adik-adik tirinya dari kota. Pada akhirnya, Sang Ibu Tiri dan adik tiri Cinderella menjadi pengemis yang tinggal di luar kota.
6. Hansel dan Gretel
Pada awalnya, kisah rekaan Brother Grimms ini dibuat untuk orang dewasa. Akan tetapi karena tidak populer, sehingga versinya diubah dan disesuaikan untuk anak-anak. Dalam versi dewasanya, Hansel dan Gretel diceritakan sering disiksa oleh orang tuanya. Sang ayah sering mencambuk mereka dan sang ibu suka melukai kedua anak itu dengan menyayat kulit mereka dan tertawa saat melihat darah mengalir keluar dari kulit yang tersayat itu. Saat kedua anak itu lari dari rumah, akhirnya kedua anak itu bertemu rumah yang terbuat dari permen atau coklat, yang tidak lain adalah milik Tukang Sihir. Singkat cerita, Sang Tukang Sihir itu ternyata Kanibal yang pada akhirnya membunuh dan memakan mereka. Hansel & Gretel ini merupakan kisah pertama yang mengangkat tema tentang kanibalisme.
7. Puisi Tomino no Jigoku
Sebuah kisah seram datang dari negeri sakura, Jepang. Tak lain dan tak bukan yaitu tentang sebuah puisi yang bertajuk "Tomino no Jigoku" atau Neraka Tomino. Puisi ini berisikan lirik-lirik yang mengerikan. Konon, kita dilarang membacanya dengan suara lantang, cukup di dalam hati saja. Atau jika ada yang berani melanggarnya, maka bersiap-siap puisi itu akan memanggil kematian untuk datang menghampiri orang yang membacanya. Puisi berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko yang berjudul "The Heart is Like a Rolling Stone". Di dalamnya memuat berbagai macam koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Entah bagaimana, puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban yang menyeramkan. Sebagai kesimpulan dari kisah Tomino ini “Sejelek-jelek apapun anak kita, dia adalah darah daging kita.” Mereka juga mempunyai hak untuk hidup layak.
1. Nina Bobo
Menurut cerita, beberapa dekade setelah kedatangan Cornelis de Houtmen di Banten, warga negara Belanda dari berbagai kalangan sudah memenuhi pulau Jawa dan pulau - pulau lainnya. Alkisah seorang gadis belia asal Belanda bernama Nina Van Mijk. Gadis yang berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara untuk memulai hidup baru karena terlalu banyak saingan musisi di Belanda. Hidup Nina berjalan normal seperti orang-orang Belanda di Nusantara pada umumnya, berjalan-jalan, bersosialisasi dengan penduduk pribumi, dan mengenal budaya Nusantara.
Memang terdengar indah , namun semenjak kejadian aneh itu keadaan menjadi berbanding terbalik. Kejadian aneh itu terjadi pada suatu malam badai, petir tak henti-hentinya yang saling bersahutan. Sontak, dari alam kamarnya Nina menjerit keras sekali, diikuti suara vas bunga yang terjatuh dan pecah. Sehingga ayah, ibu serta pembantu keluarga Nina mengambur kedalam kamarnya. Ternyata pintu terkunci dari dalam, akhirnya pintu itu didobrak oleh ayah Nina. Aneh, satu pemandangan mengerikan disaksikan oleh keluarga itu, terlihat di tempat tidur Nina melipat tubuhnya kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil berteriak dengan bahasa Belanda.
Sehingga rambutnya yang lurus pirang menjadi kusut tak karuan, kelopak matanya menghitam pekat. Nina kerasukan, Itu bukan Nina, itu adalah jiwa jahat yang bersemayam di dalam tubuh Nina. Kemudian seminggu berlalu, akhirnya Nina di pasung di dalam kamarnya. Tangannya diikat dengan seutas tambang. Keadaan Nina kian memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat. Ibu Nina hanya bisa menangis tiap malam tatkala mendengar Nina menjerit - jerit. Ayah Nina tidak tahu harus berbuat apa karena kejadian aneh seperti ini tidak pernah diduganya. Karena putus asa dan tidak tahan melihat keadaan anaknya, ayah Nina pulang ke Belanda sendirian meninggalkan anak dan istrinya di Nusantara. Pembantu rumahnya pun pergi meninggalkan rumah itu karena takut.
Sehingga tinggalah Nina yang dipasung dan Ibunya di satu rumah tak terurus. Kembali lagi pada satu malam badai, namun aneh, kala itu terdengar Nina tidak lagi menjerit-jerit dan kamarnya begitu hening. Perasaan ibu Nina bercampur aduk antara bahagia dengan takut. Bahagia jika ternyata anaknya sudah sembuh, namun akan merasa takut jika ternyata anaknya sudah meninggal. Akhirnya, ibu Nina melihat dari sela-sela pintu kamar Nina, dan ternyata Nina sedang duduk tenang diatas tempat tidurnya. Ia tak berkata apa-apa namun sejurus kemudian dia menangis tersedu-sedu. Ibu Nina langsung masuk kedalam kamarnya dan melepas tali tambang yang melilit tangannya.
"Ibu... aku takut" tutur Nina Sambil menangis. "Tak apa nak, Ibu ada disini. Kamu tidak perlu takut lagi. Ayo kita makan bersama" jawab ibunya sambil menangis. "Aku tidak lapar, tetapi bolehkah aku meminta sesuatu?" ucap Nina. "Apapun nak, apapun!!" jawab ibunya. "Aku ngantuk, rasanya aku akan tertidur sangat pulas. Mau kah ibu menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?" tanya Nina sambil menagis. Ibu Nina terdiam, agak sedikit tidak percaya dari apa yang ia didengar dari anaknya. Kemudian ibu Nina berkata sambil mencoba tersenyum. "Baiklah, ibu akan menyanyikan sebait lagu." tutur ibunya. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap damai dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina pun menghela nafas lega, sebab anaknya telah tertidur pulas.
Akan tetapi, Nina tidak bergerak sedikit pun, nafasnya tidak terdengar, denyut nadinya menghilang, aliran darahnya berhenti. Nina telah tertidur benar " benar lelap untuk selamanya dengan sebuah lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya setelah berjuang melawan penderitaan. Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini untuk pengantar tidur anak-anak yang masih bayi, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak Anda dan membuatnya tetap terlelap hingga keesokan paginya dengan sebuah lagu.
2. The Little Mermaid
Anda tentu ingat lagu yang dinyanyikan oleh Sebastian, si udang berisik dari dasar laut. “Under the sea... under the sea…” Yeah. Dengan aksen Jamaikanya dia menghibur kita dengan lagu yang menyenangkan itu. Kisah si Putri Duyung ini pun begitu menyentuh dan digemari oleh banyak orang hingga hari ini. Akan tetapi tahukah Anda bahwa kisah si Putri Duyung itu tidaklah seindah yang Anda kira? Sebab di dalam versi aslinya, Ariel si Putri Duyung selama menjadi manusia dibekali dengan pisau yang terselip rapi di balik rambutnya yang panjang dan tebal. Adapun tujuannya sederhana yaitu jika ada orang yang mencurigai keberadaannya sebagai Putri Duyung, maka Ariel harus membunuh orang tersebut. Dia harus melakukan hal ini untuk melindungi jati dirinya, serta keselamatan kerajaan Neptunus dan spesies Mermaid di laut agar tidak menjadi buruan manusia. Ternyata dalam perkembangan kisahnya, kisah cinta Ariel berakhir tragis. Sebab cintanya bertepuk sebelah tangan, dan sang pangeran meninggalkannya untuk menikah dengan gadis lain. Hal ini membuat Ariel patah hati dan akhirnya memilih untuk bunuh diri dengan pisau yang ia bawa. Jadi, dari sinilah muncul istilah Air mata Putri Duyung “Mermaid Tears”.
3. Snow White & Seven Dwarfs
Ucapan terima kasih patut kita alamatkan pada Walt Disney yang telah mengubah kisah Putri Salju dan 7 Kurcaci ini menjadi sebuah cerita yang legenda yang fenomenal seperti yang kita ketahui saat ini. Dalam versi aslinya dikisahkan bahwa Ratu meminta bawahannya untuk menghabisi Putri Salju. Sebagai bukti kalau Putri Salju telah terbunuh, sang bawahan harus membawa jantung Putri Salju. Saat melepaskan Putri Salju, bawahan Ratu membunuh rusa dan membawa jantung rusa itu ke hadapan Ratu, serta mengaku kalau jantung yang ia bawa itu milik Putri Salju. Tak lama kemudian Sang Ratu memakan jantung Putri Salju dan berharap kecantikan Putri Salju berpindah padanya. Di biat-baik terakhir cerita, dikisahkan bahwa Putri Salju yang tewas setelah makan apel beracun, hidup lagi berkatciuman seorang Pangeran. Setelah Putri Salju diboyong ke istana, sang Ratu akhirnya dihukum. Namun berbeda dengan versi yang anda ketahui, sebab hukuman untuk Sang Ratu sangatlah kejam. Rupanya kaki si Ratu dipasung dengan sepatu besi dan dipaksa menari hingga mati di hadapan Putri Salju.
4. Little Red Riding Hood
Usut punya usut, ternyata kisah klasik ini diangkat dari kisah nyata tentang penyerangan seekor srigala pada seorang anak perempuan berkerudung merah. Kejadian ini terjadi pada abad kedelapan belas di Eropa. Diceritakan bahwa seorang anak disuruh orang tuanya mengunjungi nenek mereka yang sakit dan tinggal di hutan. Pada awalnya, anak itu disuruh pergi saat masih subuh. Namun entah mengapa, sang anak malah memutuskan untuk pergi tengah malam. Akibatnya, dia dikejar oleh srigala. Memang si anak lolos dari kejaran srigala dan berhasil tiba di rumah neneknya dengan selamat. Akan tetapi yang tidak diduga olehnya, rupanya ada seekor srigala yang telah memakan sang nenek dan bersembunyi di dalam rumah. Setibanya si anak itu di rumah, sang serigala segera melahap anak malang tersebut.
5. Cinderella
Ini adalah salah satu kisah popule bagi kanak-kanak yang tak lain dan tak bukan adalah Cinderella alias Si Upik Abu. Dalam versi aslinya diceritakan, saat Pangeran mencari pemilik sepatu kaca, Ibu Tiri Upik Abu berusaha sangat keras supaya anak-anaknya terpilih sebagai pemilik sepatu. Putri yang kakinya kebesaran, jari-jarinya dipotong agar muat. Sementara Putri yang kakinya kekecilan, terpaksa harus digilas dengan roda gerobak kuda yang sangat berat. Sebetulnya dari sinilah muncul istilah “Pain for Beauty” yaitu Biar Sakit Asal Cantik. Namun akhirnya, cara itu tidak berhasil sebab Sepatu Kaca itu tetaplah tidak muat untuk kedua kakak-beradik itu. Tatkala Sang Pangeran menemukan bahwa pemilik sepatunya adalah Cinderella, maka murkalah dia, dan segera memerintahkan burung elang peliharaannya untuk mematuk dan memakan mata Ibu Tiri Cinderella, kemudian mengusir Ibu Tiri dan adik-adik tirinya dari kota. Pada akhirnya, Sang Ibu Tiri dan adik tiri Cinderella menjadi pengemis yang tinggal di luar kota.
6. Hansel dan Gretel
Pada awalnya, kisah rekaan Brother Grimms ini dibuat untuk orang dewasa. Akan tetapi karena tidak populer, sehingga versinya diubah dan disesuaikan untuk anak-anak. Dalam versi dewasanya, Hansel dan Gretel diceritakan sering disiksa oleh orang tuanya. Sang ayah sering mencambuk mereka dan sang ibu suka melukai kedua anak itu dengan menyayat kulit mereka dan tertawa saat melihat darah mengalir keluar dari kulit yang tersayat itu. Saat kedua anak itu lari dari rumah, akhirnya kedua anak itu bertemu rumah yang terbuat dari permen atau coklat, yang tidak lain adalah milik Tukang Sihir. Singkat cerita, Sang Tukang Sihir itu ternyata Kanibal yang pada akhirnya membunuh dan memakan mereka. Hansel & Gretel ini merupakan kisah pertama yang mengangkat tema tentang kanibalisme.
7. Puisi Tomino no Jigoku
Sebuah kisah seram datang dari negeri sakura, Jepang. Tak lain dan tak bukan yaitu tentang sebuah puisi yang bertajuk "Tomino no Jigoku" atau Neraka Tomino. Puisi ini berisikan lirik-lirik yang mengerikan. Konon, kita dilarang membacanya dengan suara lantang, cukup di dalam hati saja. Atau jika ada yang berani melanggarnya, maka bersiap-siap puisi itu akan memanggil kematian untuk datang menghampiri orang yang membacanya. Puisi berjudul "Neraka Tomino" sendiri sebenarnya dimuat dalam buku kompilasi puisi Yomota Inuhiko yang berjudul "The Heart is Like a Rolling Stone". Di dalamnya memuat berbagai macam koleksi puisi, termasuk puisi "Tomino no Jigoku" karya Saizo Yaso dari tahun 1919. Entah bagaimana, puisi tersebut berkembang menjadi legenda urban yang menyeramkan. Sebagai kesimpulan dari kisah Tomino ini “Sejelek-jelek apapun anak kita, dia adalah darah daging kita.” Mereka juga mempunyai hak untuk hidup layak.
No comments:
Post a Comment